Postingan

Para Pembicara dalam Diskusi KBM Jaya yang diselenggarakan di Margasiswa PMKRI, Jalan Samratulangi, Jakarta, Sabtu (13/2/2016).

Persnews

 

                                                        makassar,sul,sel,|Keluarga Besar Maumere Jakarta Raya (KBM Jaya) mendorong inovasi sosial dalam rangka mengefektifkan pembangunan di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). KBM Jaya menilai inovasi sosial merupakan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan di Kabupaten Sikka.


Hal ini merupakan poin penting dalam diskusi KBM Jaya yang diselenggarakan di Margasiswa PMKRI, Jalan Samratulangi, Jakarta, 

PERISTIWAMENDALAMANALISISLITERASI

Floresa.co

Dukung Kami

BERANDAPERISTIWAKBM JAYA DORONG INOVASI...

14 FEBRUARI 2016

KBM Jaya Dorong Inovasi Sosial Demi Efektivitas Pembangunan

Ditulis oleh:

Ario Jempau


Para Pembicara dalam Diskusi KBM Jaya yang diselenggarakan di Margasiswa PMKRI, Jalan Samratulangi, Jakarta, Sabtu (13/2/2016).

Jakarta, Floresa.co – Keluarga Besar Maumere Jakarta Raya (KBM Jaya) mendorong inovasi sosial dalam rangka mengefektifkan pembangunan di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). KBM Jaya menilai inovasi sosial merupakan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan di Kabupaten Sikka.


Hal ini merupakan poin penting dalam diskusi KBM Jaya yang diselenggarakan di Margasiswa PMKRI, Jalan Samratulangi, Jakarta, Pada Sabtu (13/2/2016).


Diskusi yang bertajuk “Mai Ita Mogat Hama-Hama, Merajut Inovasi Membangun Masyarakat Kabupaten Sikka”, dihadiri oleh Blasius Bapa selaku ketua umum dan tokoh masyarakat Lio seperti Hendrik Gama dan Aleks Lakaduma.


Selain itu, hadir pula sejumlah mahasiswa Maumere di Jakarta dan anggota PMKRI.


Adapun pembicara yaitu Ekonom Universitas Indonesia Avanti  Fontana, Dosen Ilmu Sosial dan Politik Widuri Jakarta, Prudensius Maring, Direktur KPPOD Robert Endi Jaweng dan Koordinator TPDI sekaligus advokat Petrus Selestinus.


Avanti Fontana menekankan pentingnya inovasi sosial untuk mengatasi permasalahan di Maumere, NTT. Menurutnya, invoasi sosial merupakan cara baru mengubah input menjadi output sedemikian rupa sehingga dihasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai manfaat dan harga atau pengorbanan menurut persepsi masyarakat atau komunitas atau pemangku kepentingan.


“Dengan inovasi sosial, kita bisa aplikasikan ide atau gagasan pengembangan produk baru atau modifikasi yang memberikan alternatif yang lebih baik dari saat ini untuk memecahkan masalah-masalah sosial seperti belum terpenuhinya atau tercukupinya kebutuhan sosial/masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, budaya, lingkungan dan/atau pelayanan sosial,” jelasnya.


Inovasi sosial ini lanjutnya, dapat dikaitkan dengan kapasitas sosial organisasi yang memiliki daya serap pengetahuan yang diperlukan dalam memaknai, menyesuaikan, mengubah dan memanfaatkan pengetahuan tentang kebutuhan atau masalah sosial untuk menghasilkan solusi yang berkelanjutan.


“Inovasi sosial merupakan prasyarat efektivitas pembangunan. Inovasi sosial merupakan faktor pendorong pembangunan di daerah,” tandasnya.


Terkait Kabupaten Sikka, NTT, dia menilai kapasitas sosial di sana menyangkut tiga aspek, yakni kapasitas sinergisitas antara pelaku pembangunan, partisipasi masyarakat dalam proyek-proyek pembangunan dan kondisi yang kondusif berkelanjutan dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi inovasi sosial.


“Misalnya, pemerintah daerah Sikka menjadi fasilitator pengembangan dan pemberdayaan petani Kakao di Maumere dan masyarakat Maumere turut berpartisipasi sehingga Kakao tidak hanya dihasilkan oleh masyarakat Maumere, tetapi juga menjadi sumber daya alam yang bernilai sosial, kultural dan ekonomi. Dengan demikian, pembangunan di Maumere menjadi efektif,” pungkasnya.

PERISTIWAMENDALAMANALISISLITERASI

Floresa.co

Dukung Kami

BERANDAPERISTIWAKBM JAYA DORONG INOVASI...

14 FEBRUARI 2016

KBM Jaya Dorong Inovasi Sosial Demi Efektivitas Pembangunan

Ditulis oleh:

Ario Jempau

Sementara Prudensius Maring mengungkapkan sejumlah persoalan di Kabupaten Sikka saat ini, antara lain melemahnya modal sosial, merosotnya struktur dan institusi lokal, pola hubungan yang instrumental, pengembangan perkebunan dan perikanan yang tidak memberikan nilai tambah, buruknya pelayanan hak-hak dasar masyarakat di bidang pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kesempatan kerja.


“Catatan lain adalah lemahnya kualitas pelayanan aparatur, buruknya pendekatan dan metode kerja aparatur, dan lemahnya manajemen sumberdaya pembangunan yang dijalankan pemerintah,” ujarnya.


Lebih lanjut, Predensius mengatakan persoalan lain, adalah proses-proses politik pemda dan DPRD belum berjalan secara sehat serta suara kritis dari kelompok masyarakat sipil, kalangan Gereja, dan kelompok masyarakat  diaspora belum terarah dan tidak efektif.


“Karena itu, perlu adanya inovasi sosial dengan mengubah cara pandang, cara membaca, cara kerja, dan cara menilai hasil pembangunan,” tegasnya.


Pembicara lain Petrus Salestinus mengungkapkan pentingya gerakan advokasi dalam rangka pembangunan di Sikka dan NTT pada umumnya. Advokasi tersebut jelasnya harus melibatkan masyarakat umum sehingga tidak lagi berharap banyak pada anggota dewan yang dinilai telah berulang kali mencederai masyarakat.


“Semula kita berharap DPR dan DPRD yang dihasilkan dari pemilu ke pemilu akan menjalankan fungsi kontrol dan fungsi legislasinya dengan baik. Harapan bahwa mereka akan berpihak kepada rakyat tidak terjadi. Mereka malah ikut sebagai pemain dan pelaku dalam perumusan dan pelaksanaan pembangunan yang tidak berpihak pada mayoritas rakyat kecil”, tegasnya.


Oleh karena itu, lanjut Petrus, KBM JAYA harus menjalankan perannya dalam pembangunan di Sikka. Peran-peran itu antara lain menyadarkan masyarakat akan hak-haknya untuk menikmati hasil pembangunan, peran kontrol, peran partisipaif, peran kemitraan, peran dalam kerjasama daerah, peran dalam inovasi daerah dan peran informasi pemerintah daerah.


“Pintu sudah dibuka selebar-lebarnya oleh undang-undang kepada masyarakat untuk ikut berperan, tinggal sekarang bagaimana niat baik pemerintah mendorong masyarakat agar masyarakat mengisi peran itu. KBM JAYA juga tengah melakukan hal yang sama, yaitu bagaimana menyadarkan masyarakat, membangunkan masyarakat dari tidur dan keterbelakangannya, dari tidak memikirkan masa depannya agar mempunyai cita-cita, harapan dan tujuan yang jelas serta mampu merumuskan kebutuhannya”, tegasnya.

Posting Komentar