Hadir dalam kesempatan tersebut Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto, S.Sos. MA, MSE, Rektor UTM Dr. Safi, SH, MH, Staf Ahli, Kabag Perekonomian dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Sampang, Wakil Rektor UTM dan Akademisi UTM.
Kegiatan tersebut digelar guna membahas peluang pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada riset dan inovasi sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Dr. Safi, SH, MH, menyampaikan bahwa UTM telah berstatus sebagai Kampus Negeri selama 23 tahun dan sebelumnya dikenal sebagai Universitas Bangkalan (Unibang) selama 43 tahun.
UTM menurutnya akan terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi Madura melalui riset dan pengabdian masyarakat.
"UTM saat ini memiliki 7 fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Budaya, Ekonomi, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pertanian, Keislaman, serta Teknik. Selain itu, kami memiliki 36 program studi, dan sedang dalam progres mendirikan Fakultas Kedokteran," ungkapnya.
Pihaknya mengaku tengah fokus dalam mengembangkan potensi lokal Madura, seperti jagung, rempah-rempah, dan garam.
Safi' juga menambahkan bahwa UTM senantiasa berupaya memberikan sumbangsih terhadap Madura melalui pengembangan riset yang sesuai dengan kebutuhan lokal, serta pengabdian masyarakat yang menitikberatkan pada potensi unggulan daerah.
“Pengembangan Madura adalah bentuk nyata dari pengabdian Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kami jalankan,” tuturnya.
Ia mengharapkan dari hal tersebut dapat memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan dunia akademisi dalam mengembangkan Madura, terutama di sektor-sektor potensial seperti pertanian dan industri garam, yang selama ini menjadi salah satu andalan ekonomi lokal.
Sementara itu, Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto, S.Sos. MA, MSE
menyoroti potensi besar garam yang dimiliki Kabupaten Sampang.
Ia menyampaikan bahwa produksi garam di Sampang mencapai 300 ribu ton per tahun, namun mayoritas masih digunakan untuk konsumsi dengan harga yang relatif murah.
"Jika kami dapat bekerja sama dengan UTM, ada peluang besar untuk mengubah garam konsumsi menjadi garam industri, mengingat kebutuhan nasional mencapai 500 ribu ton per tahun, tantangan ke depan adalah menaikkan harga garam hingga tiga kali lipat dengan inovasi ini," jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga menekankan pentingnya produk turunan dari garam yang bisa menghasilkan nilai tambah di sektor industri.
"Inovasi ini dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal dan memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat Sampang," tambahnya.
Selain garam, potensi rumput laut juga menjadi fokus dalam ekskursi ini. Berdasarkan riset, ditemukan jenis rumput laut Glacilaria yang cocok dibudidayakan di tambak bandeng.
"Kami memiliki sekitar 500 hektare lahan tambak yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut ini. Produk turunannya bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, seperti medis, pakan ternak, es krim, nugget, sosis, hingga penyedap rasa," ungkapnya.
Tak hanya itu, Pj Bupati juga menyoroti potensi hilirisasi tembakau yang perlu dioptimalkan sehingga Kabupaten Sampang saat ini tengah mengembangkan project tembakau semi organik, yang diharapkan bisa meningkatkan nilai jual produk tembakau petani melalui riset lebih lanjut.
"Ada banyak produk turunan dari tanaman tembakau yang bisa diteliti untuk meningkatkan daya saing tembakau lokal," tutupnya
Red